AMALAN MUSTAJAB UNTUK MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

UN 2016 sudah di ambang pintu. Sampai sejauh mana persiapan para calon peserta UN dalam rangka menghadapi UN 2016. Untuk menghadapi UN tidak hanya mengandalkan kecerdasan dan segenap kemampuan yang kita miliki , akan tetapi juga memerlukan pertolongan ( maunah ) dari ALLah Swt.  Oleh karena itu diperlukan suatu amalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya agar kita senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya dalam mengerjakan soal - soal UN sehingga berhasil mencapai nilai yang memuaskan. Berikut ini amalan - amalan untuk menghadapi UN : Memperbanyak membaca istighfar  Memperbanyak membaca sholawat Nabi Membaca Yaa Kabiir sebanyak 232 kali setiap selesai sholat fardlu secara istiqomah sampai menjelang pelaksanaan UN. Membaca basmalah sebanyak 1000 kali pada tengah malam menjelang hari H pelaksanaan UN.  Selain mengamalkan amalan - amalan di atas para calon peserta UN seharusnya menghindari hal - hal yang menyebabkan kita mudah lupa antara lain : banyak makan banyak...

TIPS MENGATASI KESEDIHAN MENJADI GURU SD



<br /> <h2>TIPS MENGATASI KESEDIHAN MENJADI GURU SD</h2>





Menjadi guru SD itu penuh SD ( Suka Duka ) dan mengalami SD ( Sangat Depresi). Pokoknya menjadi guru SD itu SD ( Sedih Dech ). Kesedihan menjadi guru SD itu menjadi SD ( Suatu Dilema ) . Murid – murid SD itu banyak yang SD ( Sering Durhaka ). Para guru menjadi jengkel karena murid – murid SD itu sebagian besar SD ( Sulit Diatur ) ,SD ( Sulit Dinasehati ) , SD ( Sulit Dikendalikan ), dan SD ( Sulit Diam).

Barangsiapa yang mau menjadi guru SD harus siap mental , mempunyai kesabaran tingkat tinggi , bisa ngemong , tidak mudah putus asa . Kalau mempunyai temperamen yang keras jangan coba – coba menjadi guru SD. Nanti sedikit – sedikit main tangan pakai bogem mentah . Bisa – bisa masuk Derap Hukum , lalu KOMNAS HAM turun tangan . Akhirnya masuk penjara karena dikenai pasal melakukan kekerasan terhadap anak di bawah umur.

Sebenarnya sich sebagian guru tidak tahan menjadi guru SD . Beberapa guru ada yang mengundurkan diri karena tidak tahan melihat tingkah laku anak SD. Sebagian masih bertahan karena tuntutan tugas dan ekonomi rumah tangga . Daripada stress menghadapi anak – anak SD lebih baik mencari pekerjaan lain saja dech .Toh, masih banyak jalan menuju Roma . Masih ada seribu satu macam cara orang cari makan mulai dari pengamen sampai menjadi presiden . Mulai dari punjual koran sampai menjual kehormatan . Tapi sebaiknya cari pekerjaan yang halalan thoyyiban.

Berikut ini adalah beberapa contoh kenakalan anak SD:
1. Bertengkar
2. Bermain ketika pelajaran berlangsung
3. Membuat keributan di dalam kelas
4. Mencuri
5. Naik bangku
6. Tidak mau menulis
7. Tidak mau mengerjakan tugas
8. Membolos
9. Kejar – kejaran di dalam kelas
10. Memukul – mukul bangku
11. Mengganggu teman
12. Merokok
13. Dan lain sebagainya

Kenakalan anak terkadang terjadi karena faktor orang tua atau pendidik yang kurang terampil. Sebab, anak merupakan lembaran suci yang belum tergores oleh tinta yang mengotorinya. Rasulullah saw memberitahu bahwa anak pada asalnya lahir dalam keadaan fitrah , lalu kedua orang tuanya yang menjadi sebab anak berubah dari fitrahnya . Menjadi Yahudi , Nasrani , atau Majusi , ini penting buat pegangan orang tua atau pendidik , terutama ketika anak masih berusia muda.
Ada beberapa tips untuk mengatasi kesedihan menjadi guru SD yang akan diuraikan di bawah ini.
Setiap manusia ingin kemudahan. Begitu pula anak kecil yang belum sempurna kekuatan fisik dan daya nalarnya. Orang tua dan pendidik hendaknya memperhatikan kemampuan anak didiknya. Sebab, satu sama lain berbeda kecerdasannya, walaupun sama umurnya. Orang tua hendaknya tidak membebani anak , baik berupa ibadah atau pelajaran yang di luar kemaampuannya. Demikian juga orang tua, hendaknya tidak melontarkan kalimat atau perkataan yang tidak layak didengar oleh anak, atau melakukan tindakan fisik yang mengakibatkan kerusakan badan dan jiwanya.

Hendaknya ada kerjasama antara pendidik untuk mennggulangi masalah kenakalan dan keterlambatan anak. Perlu juga kerjasama antara orang tua serta keluarga . Para pendidik dan pengurus hendaknya benar – benar memperhatikan perkara ini , agar anak merasa diperhatikan oleh semua pihak. Sebab, sesuatu yang dihasilkan dari musyawarah insya Allah lebih banyak faedahnya daripada berpijak pada pendirian sendiri.

Orang tua atau pendidik yang bijak, pandai mengambil hati anak. Dialah yang dicintai anak didiknya. Berbeda dengan pendidik yang keras kepala dan sering mencaci. Anak lebih senang menjauhinya. Ulet dan sabar menghadapi anak yang bermasalah sangat dianjurkan di dalam Islam, lantaran akan membawa manfaat yang besar.

Fitrah manusia lebih menyukai kasih sayang daripada kekerasan. Orang tua dan pendidik hendaknya lebih memiliki sifat kasih sayang dan berusaha menyayangi anak didiknya, sekalipun akhlak anak kurang berkenan di hati pendidik. Semisal suka melawan dan mencaci. Kita maklumi, dia kurang sempurna fisik dan akalnya. Upayakan kita bisa menolak kejelekannya dengan kebaikan, sekalipun berat di hati. Namun itu akan cukup berarti.

Perangai orang tua yang baik dan kasih sayangnya sungguh sangat berarti bagi anak karena kepada siapa lagi anak mengharap kasih sayang dan kelembutan jika bukan dari orang tuanya. Pendidik pun hendaknya punya jiwa yang sama. Begitulah seharusnya sikap orang tua atau pendidik ketika dihadapkan pada moral anak yang kurang berkenan di hati, hendaknya bersabar dan menyikapinya dengan baik.

Ketika orang tua menyuruh sesuatu kepada anak, baik ketika dia diperintah membaca Al Quran atau menjalankan ibadah, orang tua hendaknya melihat kemampuan anak, terkadang anak tidak mampu, karena keterbatasan berpikir atau kemampuan fisiknya. Jika demikian orang tua hendaknya segera membantunya, agar dia tidak panik, tidak merasa ketakutan atau perasaan lainnya yang mengakibatkan anak putus asa dan lengah semangatnya.

Dengan demikian kita sebagai orang tua dan pendidik tidak boleh mencaci dan mencemooh apabila melihat anak didik kita kurang terampil membaca Al Quran, dalam masalah pelajaran, bahkan ibadah dan urusan lainnya. Solusinya, kita harus membantunya, sebagaimana kita sangat senang bila dibantu.

Suatu saat anak yang bandel menjadi baik dengan kekerasan. Tentu bila sudah diupayakan dengan lembut dan belum berhasil. Bukanlah maksud kekerasan ialah merusak badan atau melontarkan cacian atau penghinaan. Sebab, kita hanya bermaksud memperbaiki yang jelek agar menjadi baik, bukan ingin merusak. Tetapi perlu diingat, kita tidak diperkenankan memukul bagian wajah dan anggota badan lainnya yang berbahaya. Sebab, memukul wajah hukumnya haram. Kita pun di larang mencaci dan mendoakan jelek kepada anak didik. Haal itu karena suatu saat doa itu bisa saja dikabulkan, sehingga yang menyesal orang tua sendiri. Ketika kita menghukum, hendaknya dengan adil, tidak boleh pilih kasih, agar anak tidak terkesan dizalimi.
Janganlah kita larut dan tenggelam dalam menghadapi kenakalan anak didik kita. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Kesedihan menghadapi kenakalan anak SD harus dihadapi dengan kebesaran jiwa. Janganlah kita biarkan generasi penerus bermoral bejat.
Semoga Allah Swt senantiasa memberi hidayah kepada kita semua dalam mendidik dan mencetak anak – anak kita sehingga menjadi anak – anak yang sholih dan sholihah. Aamiin.

Baca juga :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAYANAN PENGADUAN PENIPUAN ONLINE : POLDA METRO JAYA

CARA MEMBUAT WEBSITE SENDIRI