AMALAN MUSTAJAB UNTUK MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

UN 2016 sudah di ambang pintu. Sampai sejauh mana persiapan para calon peserta UN dalam rangka menghadapi UN 2016. Untuk menghadapi UN tidak hanya mengandalkan kecerdasan dan segenap kemampuan yang kita miliki , akan tetapi juga memerlukan pertolongan ( maunah ) dari ALLah Swt.  Oleh karena itu diperlukan suatu amalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya agar kita senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya dalam mengerjakan soal - soal UN sehingga berhasil mencapai nilai yang memuaskan. Berikut ini amalan - amalan untuk menghadapi UN : Memperbanyak membaca istighfar  Memperbanyak membaca sholawat Nabi Membaca Yaa Kabiir sebanyak 232 kali setiap selesai sholat fardlu secara istiqomah sampai menjelang pelaksanaan UN. Membaca basmalah sebanyak 1000 kali pada tengah malam menjelang hari H pelaksanaan UN.  Selain mengamalkan amalan - amalan di atas para calon peserta UN seharusnya menghindari hal - hal yang menyebabkan kita mudah lupa antara lain : banyak makan banyak...

MURID NAKAL DIKUTUK MENJADI GELANDANGAN








Kisah ini
menceritakan beberapa murid yang durhaka kepada gurunya yang dikutuk menjadi
gelandangan. Seorang guru tidak akan mengutuk muridnya jika kelakuan murid
tidak melampaui batas. Kejadian ini terjadi di Kota Surabaya beberapa minggu
yang lalu. Ada seorang guru menjadi tentor di suatu lembaga bimbingan belajar.
Beliau mengajar bidang studi Fisika , salah satu pelajaran yang tidak disukai
oleh murid – murid.

Ikuti
kronologis kisahnya mengapa guru tersebut sampai mengutuk beberapa orang
muridnya menjadi gelandangan. Tiap hari Senin pukul 18.30 – 20.00 beliau
mengisi bimbingan belajar di suatu kelas tertentu. Para peserta bimbingan
belajar adalah murid – murid kelas IX SMP di Surabaya baik negeri maupun
swasta. Tiap mengajar kelas tersebut beliau tidak merasa enjoy karena sebagian
besar peserta bimbingan belajar tidak mau memperhatikan ketika beliau
menyampaikan materi pelajaran.Di antara mereka ada yang ngobrol sampai suasana
ruang kelas hiruk pikuk seperti pasar ayam. Ada yang mengoperasikan handpone
entah itu SMSan , facebookan ,tweeteran , BBMan , main game dan lain
sebagainya.

Beliau sudah
seringkali menasehati agar peserta bimbel mengaplikasikan FISIKA ( Fikiran ,
Ingatan , Serius , Inovatif , Kreatif , dan Aktif ) dalam mengikuti bimbingan .
Beliau juga menganjurkan agar peserta bimbel bisa menguasai RUMUS ( Rajin ,
Ulet , Mandiri , Ulet , dan Sabar ) dalam menyelesaikan soal – soal . Peserta
bimbel juga diharapkan bisa mengembangkan konsep dasar MATEMATIKA (Maju ,
Asa  , Terampil , Edukatif , Mahir ,
Antusias , Teliti , Inspiratif , Kreatif , dan Aktif ) dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar . Namun semua hal itu seolah – olah masuk telinga
kanan dan keluar telinga kiri.

Sebagian
besar peserta bimbel kurang menghargai dan menghormati gurunya . Mereka tidak
tahu Adab seorang murid kepada guru. Padahal mereka sudah kelas IX SMP tetapi tingkah lakunya
seperti anak SD. Mereka kurang menyadari bahwa Ujian Nasional tinggal beberapa
bulan lagi . Mereka datang ke lembaga bimbingan belajar hanya untuk main – main
dan senda gurau . Mereka menyia – nyiakan waktu . Mereka telah mengkhianati
kepercayaan orang tuanya . Orang tua telah menghabiskan banyak biaya untuk
membayar uang les namun mereka tidak serius dalam belajar .

Mereka
mengecewakan orang tua dan guru , juga menyebabkan peserta bimbel yang lain
yang sungguh - sungguh belajar menjadi terganggu konsentrasinya . Tentor pun
menjadi tidak leluasa dalam menerangkan pelajaran sehingga membuatnya sering
marah – marah. Mereka tidak menggubris teguran tentor. Mereka bersemboyan “
biar anjing menggonggong kafilah tetap berlalu
.

Pada suatu
hari setelah menerangkan pelajaran tentor tersebut memberikan tugas kepada
murid – muridnya . Namun beberapa murid yang durhaka tidak mau mengerjakannya .
Mereka asyik ngobrol dengan teman , bergurau , ributnya bukan main . Sungguh
mereka tidak mempunyai sopan santun . Tentor tersebut duduk termenung di
bangkunya menahan gejolak api kemarahan yang berkobar di dadanya . Beberapa
menit sebelum bel berdering tanda pelajaran usai , murid – murid durhaka
tersebut meninggalkan ruangan dengan membawa tasnya tanpa meminta izin kepada
tentornya terlebih dahulu . Rupanya tentor tersebut sudah hilang kesabarannya .
Batas kesabarannya telah terlewati sehingga beliau mengeluarkan sumpah
serapahnya . Beliau berkata dengan 
lantang, “ Barangsiapa yang meninggalkan ruangan tanpa seizin saya semoga tidak
tercapai cita – citanya , semoga mereka menjadi gelandangan
.”

Demikianlah
kisah murid durhaka yang dikutuk menjadi gelandangan . Semoga kita tidak
termasuk di antara mereka . Marilah kita hargai dan kita hormati orang – orang
yang telah mengajari kita meskipun hanya satu huruf . Sayyidina Ali pernah
berkata ,”Aku adalah budak bagi seseorang yang mengajariku meskipun hanya satu
huruf
.” Maksud dari perkataan Sayyidina Ali tersebut adalah agar murid – murid
patuh , hormat , dan taat kepada gurunya. Bahkan seorang murid tidak
diperkenankan berbicara sepatah katapun tanpa seizin gurunya.

Guru adalah
termasuk salah satu dari orang tua kita . Orang tua itu ada tiga macam yaitu
ayah ibu yang menyebabkan kita lahir di dunia ini dan yang mengasuh , merawat , dan
membesarkan kita . Yang kedua adalah guru – guru yang memberikan ilmu kepada
kita . Dan yang ketiga adalah mertua yang melahirkan pasangan kita . Oleh sebab
itu marilah kita hargai dan hormati mereka . Jika kita tidak mendurhakai mereka
kita akan mendapat ridlonya. Namun jika kita mendurhakai mereka kita tidak akan
mendapat ridlonya bahkan kutukannya menjadi kenyataan . Semoga artikel menjadi
i’tibar dan inspirasi bagi para peserta didik agar tidak menjadi murid yang
durhaka kepada gurunya.




Baca juga :








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAYANAN PENGADUAN PENIPUAN ONLINE : POLDA METRO JAYA

CARA MEMBUAT WEBSITE SENDIRI