Serangan bom di Surabaya meniru pemboman Sarinah digagalkan:
Polisi
Margareth S. Aritonang dan Wahyoe Boediwardhana
The Jakarta Post
Jakarta, Surabaya | Jumat, 10 Juni 2016 | 08:56
Sebuah penggagalan serangan teroris baru-baru ini di Surabaya,
Jawa Timur, terkait dengan serangan bom setan di Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat
pada bulan Januari, menurut Polri.
Polri juru bicara Insp. Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan,
serangan Surabaya yang direncanakan terkait dengan pemboman Thamrin dan terinspirasi
oleh ajaran Negara Islam (IS) i yang menyebar melalui media sosial.
"Para tersangka teroris Surabaya terkait dengan
serangan Sarinah melalui Shibgho, yang terlihat di tempat kejadian ketika
Thamrin bom terjadi," kata Boy, Kamis.
Polisi menangkap tiga tersangka pada Rabu, diidentifikasi
sebagai Priyo Hadi Purnomo, Jefri Rachmawan, dan Feri Novendi, yang
semuanya warga Surabaya. Mereka pernah
dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Porong di Surabaya, di mana mereka berbagi
ideologi terorisme.
Priyo dipenjara karena kejahatan narkoba dan dirilis pada
tahun 2015. Jefri di penjara di Kepolisian Porong karena kekerasan geng dan kekerasan dalam
rumah tangga.
Menurut Boy, polisi akhirnya mampu menangkap ketiganya
setelah setahun memantau Priyo khususnya setelah ia sering mengunjungi Shibgho
- mantan narapidana yang bertanggung
jawab atas serangan di sebuah CIMB Niaga Bank di Medan, Sumatera Utara, pada
tahun 2010.
"Seperti serangan Thamrin, tersangka di Surabaya juga
merencanakan bom bunuh diri," kata Boy.
Segera setelah penangkapan tiga tersangka, penjinak bom
Kepolisian Jawa Timur meledakkan tiga bom pada hari Rabu. Bom-bom itu awalnya
dimaksudkan untuk diledakkan di daerah sekitar pusat kota Surabaya, tampaknya
untuk meniru pemboman Thamrin.
Bom pertama adalah buatan manusia dan direncanakan akan
diledakkan oleh ponsel. Yang kedua adalah bom pipa, sedangkan yang ketiga
adalah bom peledak tinggi yang dirancang untuk diledakkan oleh sensor cahaya.
"Bom ketiga hanya dapat diaktifkan setelah terkena
cahaya. Ini memiliki daya ledak yang relatif tinggi yang dapat menyebabkan
kerusakan yang luas, "Kepala Polisi Surabaya Kombes, Iman Sumanti kepada
wartawan, Kamis.
Dia mengatakan saat penggerebekan, Densus 88, agen
counterterror ditemukan 23 bom. Sementara yang terkumpul dan diledakkan oleh
penjinak bom, sisanya 20 berada dalam berbagai tahap perakitan.
Seluruh bom dan bahan disita dari tiga lokasi terpisah: Jl.
Lebak Timur 3D No 18, Jl. Lebak Jaya III No 88 dan Jl. Kalianak No 55. Selain
bahan bom, Densus 88 juga menyita dua senapan, pistol, empat peluru dan
komputer disimpan dalam dua kotak, satu laptop, satu multimeter, uang tunai dan
dua ponsel.
Pengamat terorisme dan dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh, Al Chaidar, mendesak pemerintah
untuk memberlakukan hukuman berat pada tersangka teroris untuk mencegah
penyebaran terorisme nasional.
"Hukuman penjara harus berat; melibatkan amputasi bagian penting dari
pelaku, "kata Chaidar, mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) yang
dilarang.
Komentar
Posting Komentar